Jakarta – Kordinator Nasional Aliansi Relawan Prabowo Gibran (AR-PG) menilai upaya politik Paslon 01 dan Paslon 02 lewat Hak Angkat DPR RI akan sia-sia. Pasalnya waktu proses angket membutuhkan waktu panjang 1 tahun lebih, sementara masa jabatan Presiden Jokowi tersisa 8 bulan.
Apalagi, Hak Angket anggota DPR RI ini tidak ada relevansinya dengan penetapan Capres-Cawapres terpilih di Pilpres 2024. Sebab, dugaan kecurangan terjadi diberbagai Paslon 01, Paslon 02 dan Paslon 03, yang sifatnya dibeberapa titik saja.
“Hak Angket akan sia-sia, kalaupun dijalankan tidak akan bermanfaat dan buang-buang anggaran saja. Sebab, dalam prosesnya Presiden RI sudah purna jabatan dan ending nanti tidak jelas,” kata Gus Din sapaan akrab Syafrudin Budiman saat diwawancarai, Jumat (01/03/2024) di Jakarta.
Ketua Umum Relawan Barisan Pembaharuan 08 ini berharap kepada pasangan Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo – Mahfud MD legowo menerima hasil Pilpres 2024. Lebih baik berjuang bersama nantinya bersama Prabowo-Gibran di luar pemerintah menjadi penyeimbang dan kontrol kekuasaan.
“Paslon 01 dan Paslon 03 beserta partai pengusungnya bisa menjadi penyeimbang dengan berada di luar pemerintahan. Memang tidak harus beroposisi tapi bisa ikut mengawasi pemerintahan dan bahkan bisa bergabung ke dalam,” terang Sarjana Ilmu Politik lulusan FISIP Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) ini.
Terakhir kata Gus Din, persoalan kedepan adalah bagaimana berjuang bersama mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045. Indonesia kata tidak, harus dibangun bersama secara kolektif, gotong royong dan penuh semangat kebersamaan.
“Persatuan Indonesia harus didahulukan didepan kepentingan pribadi. Contoh rekonsiliasi Politik antara Jokowi dan Prabowo adalah bukti kongkrit menjaga persatuan Indonesia,” pungkas pria kelahiran Sumenep Jawa Timur, 21 Mei 1980 ini. (red)